PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF MELALUI USAHA BROSTAN DAN KRIPIK TAHU PONGSI DI SIMBATAN BOJONEGORO
DOI:
https://doi.org/10.36840/alumron.v1i2.331Keywords:
Pendampingan, Tahu Pong, SimbatanAbstract
Bojonegoro memiliki banyak khas kuliner, salah satunya adalah ledre. Sebenarnya tidak hanya camilan ledre yang menjadi kekhasan dari Bojonegoro, ada wisata, garabah, dan sebagainya. Desa Simbatan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan kanor, Bojonegoro. Desa Simbatan memiliki banyak aset yang bisa dikembangkan. Mayoritas masyarakat Simbatan bertani, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat bergantung pada hasil pertanian. Akan tetapi di sisi lain, ketika musim penghujan sebagian besar lahan pertanian terkena banjir. hal ini menyebabkan gagal panen. Sehingga akan berdampak pada perekonomian warga. Kemudian peneliti melakukan transect, peneliti meneukan adanya pabrik yang memproduksi tahu. Menurut hemat peneliti perlu produk tahu ini bisa dikembangkan sehingga memiliki harga jual yang lebih tinggi. Jadi masyarakat tidak bergantung sepenuhnya pada hasil pertanian. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengadakan pendampingan kepada masyarakat. Dalam pendampingan peneliti menggunakan pendekatan ABCD (Asset-Based community development). Dengan pendekatan ABCD, peneliti mengajak masyarakat untuk mengembangkan aset, potensi, yang ada di desa Simbatan secara mandiri dan maksimal. Produk tahu merupakan aset yang bisa dikembangkan untuk menjadi makanan yang lebih enak, tahan lama dan memiliki harga jual yang lebih tinggi salah satunya menjadi kripik tahu pong. Melalui pendampingan ini diharapkan masyarakat lebih terampil dalam memanfaatkan potensi dan peluang yang ada sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, peneliti mengajak masyarakat untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait dengan pemasaran produk PongSi, yaitu pemilik ruko-ruko dan sebagainya. Di samping itu, peneliti juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan media sosial yang ada.